Petugas pasukan perbatasan menemukan paket yang diduga berisi 21,2 kg metamfetamin, yang juga dikenal sebagai sabu atau es, disembunyikan dalam botol anggur, teh herbal, dan garam mandi di tas jinjing pria tersebut, kata pernyataan itu.
Tersangka kemudian didakwa mengimpor obat-obatan terlarang dalam jumlah komersial, yang ancaman hukumannya maksimal penjara seumur hidup.
“Sindikat terus mencari berbagai cara untuk mencoba menyelundupkan obat-obatan terlarang ke Australia, contohnya dengan menyamar sebagai produk makanan dan alkohol yang sah,” kata Rosemaree Cracknell dari Pasukan Perbatasan Australia.
“Petugas (pasukan perbatasan) kami sangat terampil dalam mengidentifikasi dan menanyai para pelancong yang mungkin mencoba mengimpor zat-zat terlarang ke negara kami.”
Australia mendakwa kelompok yang terkait dengan kartel Meksiko atas penyelundupan sabu ke Hong Kong
Australia mendakwa kelompok yang terkait dengan kartel Meksiko atas penyelundupan sabu ke Hong Kong
Komandan Polisi Bandara Sydney Morgen Blunden mengatakan para petugas berkomitmen untuk memberantas kriminalitas di bandara, termasuk yang dilakukan oleh sindikat narkoba transnasional.
“Terlepas dari semua risiko yang ada, kami masih menangkap orang-orang yang mencoba membawa obat-obatan terlarang ke negara kami melalui bandara kami,” katanya.
“Tidak peduli seberapa rumit atau kreatif upaya tersebut, (polisi) dan mitra kami bekerja tanpa lelah untuk mencegah bandara digunakan sebagai bagian dari rantai pasokan kriminal.”
Menurut laporan Komisi Intelijen Kriminal Australia yang diterbitkan awal bulan ini, sekitar A$10,5 miliar (US$6,8 miliar) dihabiskan untuk pembelian sabu di negara tersebut antara Agustus 2022 dan Agustus 2023.
Analisis air limbah menunjukkan peningkatan 1,5 ton menjadi 10,5 ton konsumsi obat nasional. Ketua Komisi Heather Cook mengatakan bahwa peningkatan konsumsi sabu sangat mengkhawatirkan “karena dampaknya yang signifikan terhadap masyarakat”.