Jumlah waktu yang dihabiskan siswa sekolah dasar di Hong Kong untuk melihat layar meningkat tiga kali lipat menjadi tujuh jam sehari selama pandemi.
Para ilmuwan yang membuat penelitian tersebut mengatakan bahwa kurang tidur yang disebabkan oleh terlalu banyak waktu menatap layar dapat memengaruhi anak-anak dengan berbagai cara. “Ini akan mempengaruhi studi mereka, serta kekuatan fisik dan emosi mereka,” kata Dr Patrick Ip.
Studi tersebut menemukan bahwa waktu yang dihabiskan siswa sekolah dasar untuk menggunakan gadget meningkat dari dua jam sebelum pandemi menjadi tujuh jam selama wabah.
“Selama pandemi, siswa mempunyai lebih sedikit kesempatan untuk meninggalkan rumah mereka. Kelas-kelas ditangguhkan,” kata Dr Ip.
Siswa sekolah dasar harus tidur 10 jam dan berolahraga 15 menit sehari.
Tidak ada lagi ‘bahan kimia selamanya’
Bahan kimia selamanya ditemukan dalam barang sehari-hari seperti kotak pizza dan penggorengan. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Hal ini karena bahan-bahan tersebut beracun dan sulit diuraikan menjadi produk limbah.
Ahli kimia di AS dan Tiongkok kini telah menemukan metode untuk memecah senyawa pencemar ini, yang disebut PFAS. Temuan mereka adalah solusi terhadap masalah lingkungan yang sudah berlangsung lama.
PFAS ditemukan pada tahun 1940an. Mereka sekarang ditemukan di banyak produk berbeda. Seiring waktu, polutan ini terkumpul di lingkungan, memasuki udara, tanah, danau, dan sungai.
Solusinya adalah campuran bahan sabun dan pelarut. Saat larutan direbus, sebagian besar PFAS terurai menjadi produk yang tidak berbahaya dalam beberapa jam.