Banyak yang telah dibicarakan mengenai bagaimana teknologi dan media sosial telah membuat pengguna lebih rentan terhadap penipuan online. Kini, anak-anak juga menjadi sasaran predator seks yang mengintai di internet.
Hal ini tercermin dari meningkatnya kejahatan seks yang melibatkan korban muda.
Pengungkapan bahwa seorang anak berusia sembilan tahun termasuk di antara mereka yang mengalami pelecehan menggarisbawahi betapa parahnya masalah ini. Kota ini mencatat 696 kasus pelecehan seksual yang melibatkan anak-anak pada tahun lalu, naik dari 578 kasus pada tahun 2022. Dari jumlah tersebut, 45 kasus muncul dari aktivitas online anak-anak, meningkat 15 persen dari 39 kasus yang tercatat pada tahun 2022.
Kasus-kasus tersebut melibatkan pemerkosaan, hubungan seksual dengan anak di bawah umur, penyerangan tidak senonoh, dan perilaku tidak senonoh terhadap anak di bawah umur, menurut polisi.
Ini bukan pertama kalinya masalah ini menjadi sorotan. Selama pandemi ini, pihak berwenang juga memperingatkan risikonya karena anak-anak lebih sering tinggal di rumah dan menggunakan internet.
Tren ini tampaknya terjadi seiring dengan berlanjutnya aktivitas online anak-anak. Biasanya, predator akan menjalin hubungan dengan para korban melalui platform online dan melibatkan mereka untuk mendiskusikan topik-topik yang menjurus, mengirimkan gambar-gambar intim atau bertemu langsung.
Permasalahan ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran generasi muda akan semakin besarnya bahaya yang ditimbulkan oleh jejak digital mereka. Seringkali, para korban tidak sepenuhnya memahami betapa parahnya tindakan dan konsekuensi yang mereka lakukan ketika berinteraksi dengan orang asing di internet.
Beberapa orang mungkin mendapat kesan bahwa gambar eksplisit atau telanjang yang mereka kirimkan melalui fungsi pesan “baca sekali” pada aplikasi seluler nantinya akan hilang dan tidak meninggalkan jejak. Tahun lalu, seorang anak laki-laki berusia 15 tahun diminta berhubungan seks dengan seorang pria yang ia temui secara online setelah pria tersebut mengirimkan foto telanjangnya melalui aplikasi kencan.
Pria tersebut ditangkap setelah orang tua remaja tersebut membuat laporan polisi.
Pelecehan seksual online terhadap gadis Hong Kong berusia 11 tahun memicu peringatan polisi kepada orang tua
Pelecehan seksual online terhadap gadis Hong Kong berusia 11 tahun memicu peringatan polisi kepada orang tua
Seiring dengan semakin maraknya aktivitas online, kebutuhan akan edukasi dan pengawasan masyarakat menjadi semakin penting. Orang tua dapat memperkuat garis pertahanan pertama dengan tetap mewaspadai aktivitas online anak mereka.
Pihak berwenang juga harus terus bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk mempromosikan keamanan online bagi generasi muda dan rentan.