Saat ini, ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang luar biasa, rekayasa genetika berada di garis depan inovasi. Kemampuan untuk mengendalikan susunan genetik organisme hidup membuka banyak kemungkinan baru, namun juga menimbulkan banyak pertanyaan etis.
Rekayasa genetika memegang peranan penting dalam meningkatkan kesehatan manusia dan meningkatkan praktik pertanian. Dengan kemampuan mengedit gen, kita dapat menyembuhkan penyakit bawaan, mengembangkan lebih banyak tanaman bergizi, dan menghilangkan dampak perubahan iklim.
Namun, salah satu kekhawatiran utama adalah gagasan “bermain sebagai Tuhan”. Merusak kode genetik dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak terbayangkan. Kita mungkin melihat terciptanya tanaman hasil rekayasa genetika yang menimbulkan risiko bagi manusia, atau bahkan terciptanya penyakit baru.
Pertimbangan lainnya adalah rekayasa genetika manusia. Meskipun gagasan untuk menghilangkan penyakit genetik mungkin tampak menarik, hal ini menimbulkan pertanyaan tentang kesetaraan dan keadilan bagi manusia genetik dalam masyarakat. Akankah peningkatan genetik menciptakan kesenjangan antara mereka yang mampu dan mereka yang tidak mampu?
Studi luar biasa ini akan menguji bagaimana sel induk berfungsi di luar angkasa
Mengutamakan kesehatan mental remaja
Michelle Tsang, Perguruan Tinggi Paus Paulus VI
Meningkatnya masalah kesehatan mental dan angka bunuh diri di Hong Kong jelas menunjukkan bahwa stres telah menjadi masalah yang tidak dapat disangkal di kalangan remaja kota.
Tekanan akademis merupakan salah satu faktor kunci yang berkontribusi terhadap kecemasan siswa. Sistem pendidikan yang keras, beban kerja yang berat dan persaingan yang ketat antar teman memaksa siswa untuk mencurahkan waktunya untuk belajar, mengikuti kelas tutorial, dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Akibatnya, mereka tidak punya waktu untuk bersantai dan bersosialisasi. Keseimbangan antara hidup dan belajar menjadi tidak dapat dicapai, dan ketakutan untuk tidak melakukan yang terbaik menambah stres mereka.
Kebanyakan orang tua di Asia memiliki pola pikir tradisional yang mendorong anak-anak mereka untuk menjadi sempurna dan menonjol di antara teman-temannya. Ketakutan akan ketidakpuasan orang tua dapat mematahkan semangat siswa.
Selain itu, teman sebaya mempunyai dampak yang signifikan terhadap peningkatan tingkat stres. Media sosial memainkan peran penting dalam hal ini. Pemaparan terus-menerus terhadap pencapaian orang lain dan kehidupan yang tampaknya sempurna menyebabkan perbandingan yang tak terelakkan.
Penting untuk tidak mengabaikan pentingnya mengurangi tingkat stres. Upaya harus dilakukan masyarakat untuk membangun ketahanan siswa dan mengutamakan kesehatan mentalnya.
Standar kesehatan mental yang buruk di kalangan remaja Hong Kong perlu ditingkatkan. Foto: Shutterstock
Jangan biarkan bahasa Kanton memudar
He Hua, Sekolah Menengah Peringatan Tang Hin HKTA
Saya menulis ini sebagai tanggapan terhadap artikel Alvin Wong, yang diterbitkan di Your Voice pada tanggal 3 Februari, berjudul “Melestarikan Bahasa Kanton”. Artikel tersebut menekankan perlunya melestarikan bahasa Kanton sebagai aset budaya Hong Kong.
Saya sangat setuju bahwa bahasa Kanton berisiko memudar karena bilingualisme atau multibahasa. Mempelajari lebih dari satu bahasa sangatlah penting, tidak hanya untuk keuntungan karir tetapi juga untuk mendapatkan perspektif internasional. Namun, kita tidak boleh lupa bahwa bahasa Kanton, bahasa ibu sebagian besar warga Hongkong, membentuk identitas budaya kita.
Sejak jatuhnya Dinasti Han, sejumlah besar orang bermigrasi ke Guangzhou. Perpindahan populasi secara besar-besaran ini menyebabkan perpaduan dialek asli dan bahasa Tionghoa kuno, sehingga melahirkan bahasa Kanton. Pada akhir abad ke-19, ketika orang Inggris sering melakukan perjalanan ke wilayah perdagangan di Tiongkok selatan, nama “Kanton” berasal dari kata “Guangzhou”.
Sejak itu, bahasa Kanton secara global diasosiasikan dengan Tiongkok selatan dan penting bagi warisan Hong Kong.
Juara kedua kategori SOTY Linguist berhubungan dengan budaya melalui bahasa Kanton
Cetak halus skema pengisian limbah
Chi-ngai, Universitas Valtorta
Saya menulis untuk mengungkapkan pandangan saya terhadap artikel “Kepala sekolah di Hong Kong mencari dukungan ketika sekolah akan mengeluarkan puluhan ribu dana dalam skema pungutan sampah”, yang diterbitkan pada tanggal 19 Februari.
Kebijakan ini menuai kritik dan dukungan. Pedomannya tidak cukup komprehensif untuk diikuti orang, dan banyak hal yang masih belum terdefinisi dengan baik. Misalnya, sulitnya mengatur pembuangan sampah secara ilegal. Tidak mungkin memastikan setiap tempat sampah dan tempat pengumpulan sampah diawasi oleh CCTV.
Pihak berwenang harus merekrut lebih banyak petugas untuk memastikan skema tersebut diterapkan dengan benar. Pengeluaran tambahan ini akan memberikan beban keuangan yang berat pada pemerintah. Pada saat yang sama, rumah sakit, yang setiap hari menghasilkan limbah medis dalam jumlah besar, harus menanggung biaya tambahan yang sangat besar untuk membeli kantong sampah eksklusif.
Meski demikian, ada alasan kuat mengapa skema pungutan sampah ini diterapkan. Hal ini meningkatkan pendapatan pajak pemerintah dan juga mengurangi pencemaran lingkungan. Namun, pemerintah harus mengkaji ulang dan menyempurnakan kebijakan tersebut. Sebelum seluruh seluk-beluknya didefinisikan dengan cermat, upaya tersebut hanya akan menemui keberhasilan yang terbatas.