Seorang pekerja medis di rumah sakit terbesar di Gaza mengatakan pada hari Jumat bahwa serangan udara kemanusiaan di utara wilayah Palestina menewaskan lima orang dan melukai 10 lainnya.
Para korban dibawa ke rumah sakit al-Shifa di Kota Gaza, kata kepala perawat ruang gawat darurat, Mohammed al-Sheikh.
Sheikh mengatakan serangan udara mematikan itu terjadi di utara kamp pengungsi pesisir al-Shati.
Seorang saksi dari kamp mengatakan dia dan saudaranya mengikuti bantuan dengan parasut dengan harapan mendapatkan “sekantong tepung”.
“Lalu tiba-tiba parasutnya tidak terbuka dan jatuh seperti roket di atap salah satu rumah,” kata Mohammed al-Ghoul.
“Sepuluh menit kemudian saya melihat orang-orang memindahkan tiga orang syuhada dan lainnya yang terluka, yang tinggal di atap rumah tempat paket bantuan jatuh,” kata pria berusia 50 tahun itu.
Amerika Serikat dan Yordania termasuk di antara negara-negara yang melakukan serangan udara di Gaza utara, di mana ratusan ribu orang menghadapi kondisi yang mengerikan setelah lebih dari lima bulan perang.
Mengacu pada lima orang yang tewas pada hari Jumat, kantor media pemerintah di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan bahwa serangan udara “sia-sia” dan “bukan cara terbaik bagi bantuan untuk masuk”.
PBB mengatakan pengiriman bantuan lewat udara atau usulan koridor bantuan maritim tidak bisa menggantikan pengiriman darat, dan mendesak agar lebih banyak truk diizinkan mencapai Gaza melalui lebih banyak penyeberangan perbatasan.