Kesulitan: Penantang (Level 2)
Pada Senin, 29 April, Abyan Irkiz menorehkan sejarah sebagai orang Singapura termuda yang mencapai kaki Gunung Everest. Anak berusia lima tahun itu tiba di base camp bersama ayahnya, Zikri Ali, setelah menempuh perjalanan delapan hari sejauh 65 km di medan berbatu. Dengan ketinggian 5,36 km di atas permukaan laut, digunakan oleh para pendaki sebagai basis untuk mendaki gunung tertinggi di dunia.
“Pendakian ini merupakan kali pertama bagi kami berdua. Saya sungguh terkesan dengan tekad Abyan. Sepanjang perjalanan, dia tidak pernah… mengungkapkan keinginan untuk menyerah. Itu momen yang sangat membanggakan bagi saya,” kata Zikri.
Persiapan pendakian
Abyan mendapat julukan “Spider-Man” saat masih balita. Dia selalu turun dari kursi makannya dan menuju ke kisi-kisi pintu dan jendela.
“Pendakian yang terus menerus ini membuat kami khawatir, namun ayahnya juga melihat sesuatu yang istimewa. Dia bertanya-tanya apakah Abyan bisa mencapai lebih banyak dengan pelatihan yang tepat,” kata War War Lwin Tun, ibu Abyan.
Seiring bertambahnya usia Abyan, Zikri berpikir trekking ke base camp Gunung Everest akan menjadi tujuan yang menarik bagi putranya. Dia datang dengan program pelatihan menggunakan pendakian di Singapura. War War, seorang instruktur yoga, merancang lima pose yoga untuk membantu Abyan menenangkan diri dan mengendurkan otot-ototnya setelah setiap latihan.
Sebuah petualangan besar
Abyan dan ayahnya berangkat ke base camp Gunung Everest pada tanggal 20 April. Mereka melakukan dua penerbangan ke kota kecil Lukla, tempat mereka memulai perjalanan dan menghadapi tantangan pertama: suhu dingin yang ekstrem.
Abyan harus minum air panas karena suhu yang sangat dingin. Ini membuatnya marah pada awalnya. Namun dia segera menyadari bahwa dia membutuhkannya agar tetap hangat.
Anak muda itu memiliki kenangan indah tentang perjalanan itu. Dia suka bermain Uno di malam hari dan melihat gunung-gunung tinggi.
Ia menikmati berada di Jembatan Hillary yang tingginya 135 meter. “Saya senang berada di jembatan gantung. Saya (merasa) seperti berada di langit,” kata Abyan.
Abyan juga melihat binatang istimewa yang oleh penduduk setempat disebut “jokyo”. “Itu setengah sapi, setengah yak. Saya ingin mengendarainya, tapi saya terlalu pendek,” ujarnya.
Namun mungkin tidak lama lagi Abyan bisa mengendarai jokyo. Dia bermimpi mendaki ke puncak Gunung Everest suatu hari nanti.
Gunakan teka-teki di bawah ini untuk menguji pengetahuan Anda tentang kosakata dalam cerita.
Contoh jawaban
-
Sebelum kamu membaca: Jawabannya mungkin berbeda-beda. (yaitu tekad, keberanian, ketekunan, rasa petualangan, dll)
-
Berhenti dan pikirkan: Cuaca dingin ekstrem menyulitkan mereka. Abyan harus minum air panas agar tetap hangat, dan hal itu tidak disukainya.
-
Mempertimbangkan: Abyan selalu turun dari kursi makannya dan memanjat benda-benda seperti kisi-kisi pintu dan jendela, sehingga ayahnya berpikir bahwa mendaki ke Everest akan menjadi tantangan yang bagus.