Kesulitan: Summiteer (Level 3)
Manusia telah lama dibingungkan oleh keberadaan berbagai bahasa. Di masa lalu, orang mengarang cerita untuk menjelaskan hal ini.
Anda mungkin tahu kisah Menara Babel. Dalam kisah Kristen ini, manusia awalnya berbicara dalam satu bahasa. Namun Tuhan marah ketika manusia mencoba membangun menara ke surga. Sebagai hukumannya, dia membuat manusia berbicara dalam berbagai bahasa dan menyebarkannya ke seluruh bumi.
Sebuah cerita dari masyarakat Pribumi Absaroka di Amerika Serikat mengatakan bahwa seekor anjing hutan tua menciptakan manusia. Pada awalnya, manusia ini berbicara dalam satu bahasa. Namun kemudian, seekor coyote yang lebih muda meyakinkannya untuk membuat manusia berbicara dalam bahasa yang berbeda karena hal itu akan membuat mereka saling bertarung.
Sementara itu, sekelompok masyarakat Pribumi Australia, suku Jawoyn, punya cerita tentang seekor buaya bernama Nabilil. Mereka mengatakan dia menanamkan bahasa ke dalam lanskap dan menamai fitur-fitur daratan saat dia melakukan perjalanan.
Menara: tiga bahan ajaib
Ahli bahasa mengetahui bahwa manusia telah berpindah selama ribuan tahun.
Menciptakan bahasa yang berbeda membutuhkan waktu dan jarak. Ketika penutur suatu bahasa berpisah dan bepergian ke tempat yang berbeda, satu bahasa dapat menjadi dua bahasa atau lebih seiring berjalannya waktu.
Misalnya, ketika penutur bahasa Latin berpindah ke seluruh Eropa, hal itu menyebabkan terciptanya bahasa Prancis, Spanyol, dan Italia.
Bahasa Inggris lahir dengan cara yang sama. Pada abad kelima, suku-suku Jermanik meninggalkan tanah airnya dan menyerbu Inggris. Dialek bahasa Jerman yang mereka gunakan mengarah ke bahasa Inggris Kuno. Ketika kelompok lain menyerbu Inggris, bahasa Inggris terus berubah.
Anjing hutan: menciptakan identitas
Kisah anjing hutan Absaroka menunjukkan bahwa orang-orang dengan bahasa berbeda mungkin salah paham atau tidak setuju satu sama lain.
Hal ini juga menunjukkan bagaimana bahasa sering dikaitkan dengan identitas kita.
Identitas juga dapat menyebabkan perubahan bahasa. Misalnya, di salah satu wilayah di Papua Nugini, sebuah negara di utara Australia, semua orang berbicara dalam bahasa yang disebut Selepet. Namun masyarakat di satu desa mengubah kata “tidak” untuk menjadikan desa mereka istimewa; kata desa ini bunge berarti “tidak”, tetapi orang lain akan mengatakan bias.
Buaya: tempat dan kata-kata baru
Kisah Nabilil si Buaya memperlihatkan bagaimana bahasa berubah. Misalnya, ketika orang-orang dari Inggris tiba di Australia, mereka tidak mempunyai kata-kata untuk menggambarkan negara tersebut. Jadi mereka meminjam kata-kata dari bahasa Pribumi Australia, seperti kanguru, dan mengembangkan makna baru dari kata-kata lama untuk mengatasi situasi tersebut.
Bahasa selalu berkembang dan berubah; itu sebabnya kami memiliki begitu banyak dari mereka.
Jawaban yang disarankan
Berhenti dan pikirkan: Dalam ceritanya, Tuhan menyebarkan manusia ke seluruh bumi dan memberi mereka bahasa yang berbeda. Hal ini terkait dengan gagasan perjalanan dan jarak, yang merupakan salah satu alasan terbentuknya bahasa-bahasa baru.
Mempertimbangkan: Ketika orang menyebar, bahasa berubah tetapi memiliki akar yang sama. Misalnya, bahasa Prancis dan Spanyol berasal dari bahasa Latin.
Baca dan jawab: Anjing hutan yang lebih muda memberi tahu anjing hutan yang lebih tua bahwa menciptakan banyak bahasa akan menyebabkan kesalahpahaman di antara orang-orang yang berbeda dan membuat mereka berkelahi satu sama lain.