Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin mengatakan Korea Selatan bukanlah salah satu pihak dalam sengketa Laut Cina Selatan, namun dalam beberapa tahun terakhir telah beberapa kali “menyindir atau secara eksplisit menyalahkan Tiongkok” atas masalah tersebut.
“Korea Selatan telah berubah dari sikap hati-hati dan netral yang telah dipertahankannya selama bertahun-tahun,” kata Wang.
Tiongkok “selalu memberikan pernyataan tepat waktu dan menyatakan penolakan” terhadap kritik Korea Selatan, katanya.
“Saya sekali lagi mendesak Korea Selatan untuk menjaga diri mereka sendiri, menahan diri untuk tidak mengikuti tren yang membesar-besarkan masalah ini, dan menghindari penambahan beban yang tidak perlu pada hubungan Tiongkok-Korea Selatan.”
Lim Soo-suk, juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, mengatakan Kamis lalu bahwa Seoul “sangat prihatin dengan situasi berbahaya” dan “penggunaan meriam air terhadap kapal-kapal Filipina di Laut Cina Selatan”.
“Kami mendukung pemeliharaan perdamaian, stabilitas dan ketertiban berbasis aturan di Laut Cina Selatan, serta kebebasan navigasi dan penerbangan berdasarkan prinsip-prinsip hukum internasional, termasuk Konvensi PBB tentang Hukum Laut, kata Lim.
Kedutaan Besar Korea Selatan di Manila juga menyuarakan keprihatinannya di akun media sosialnya.
Penjaga pantai Filipina menuduh sebuah kapal Tiongkok menabrak dan merusak salah satu kapalnya, dan melukai empat awak kapal Filipina dengan meriam air.
Kapal-kapal Filipina telah dikirim untuk memasok personel militer yang ditempatkan di sebuah kapal rusak yang sengaja ditenggelamkan di terumbu karang pada tahun 1999. Kapal-kapal Tiongkok terus-menerus menghalangi upaya pasokan tersebut, sehingga sering terjadi konfrontasi.
Wang membela intervensi Tiongkok, dengan mengatakan bahwa insiden tersebut disebabkan oleh “pelanggaran kedaulatan teritorial Tiongkok serta hak dan kepentingan maritim oleh Filipina”.
“Pihak Tiongkok mengambil tindakan pengendalian yang diperlukan sesuai dengan hukum dan beroperasi secara profesional, terkendali, wajar, dan sah. Tanggung jawab atas insiden tersebut sepenuhnya berada di pihak Filipina,” ujarnya.