Ketika warga Hongkong berusia 27 tahun, Hogan Cheng Ho-hang, sedang belajar di Inggris, dia tidak tahu bagaimana mengungkapkan kecintaannya terhadap budaya kota kelahirannya.
Maka setelah kembali ke Hong Kong, Cheng dan temannya Christopher Chu Man-fung dan Don Hong Ching-wah mendirikan Kongcept, sebuah platform yang mengeksplorasi sejarah dan budaya Hong Kong.
Di Instagram, halaman mereka @Kongcept852 telah memperoleh lebih dari 20.400 pengikut sejak dimulai pada Oktober 2020. Nama Cina Kongcept, tidak gongberarti “Saya katakan” dan terdengar seperti “Hong Kong saya”.
Platform ini menggali seni tradisional, arsitektur, dan kehidupan sehari-hari kota ini. Misalnya, mereka menjelaskan bagaimana warung makan di ruang terbuka, dai pai dongmengetahui nama mereka dan mengapa mereka menghilang.
Mulai dari awal
Tidak mudah meluncurkan Kongcept karena tidak ada satupun pendirinya yang mempelajari sejarah atau budaya, sehingga mereka menghabiskan banyak waktu untuk mengecek fakta.
Namun Cheng mengatakan kurangnya latar belakang pengetahuan sebenarnya membantu tim untuk menulis konten dengan cara yang mudah dipahami.
Kongcept juga menawarkan tur kota dan lokakarya. Pada tahun 2021, grup ini mendapat ruang fisik di Kwun Tong bernama Kongcept Studio. Mereka ingin menciptakan tempat bagi orang-orang yang menyukai budaya lokal.
“Kami ingin orang-orang merasakan budaya tidak hanya secara online,” kata Chu.
Mereka juga memiliki saluran YouTube. Video pertama mereka mewawancarai pendiri Kowloneon, bengkel lampu neon yang berupaya menjaga kerajinan ini tetap hidup di Hong Kong.
Catatan sejarah
Bagi para pendiri Kongcept, mencari nafkah sangatlah sulit.
“Banyak orang di Hong Kong tidak mau mengeluarkan uang untuk konten budaya,” kata Chu.
Namun mereka tetap senang karena banyak orang yang tertarik dengan postingan Instagram mereka. Mereka juga merasa termotivasi ketika melihat anak-anak muda mempromosikan budaya kota.
Setelah tiga tahun menjalankan Kongcept, Cheng yakin bahwa semua orang akan mudah mempelajari budaya.
Di masa depan, grup ini berencana membuat aplikasi yang memberi tahu pengguna tentang sejarah bangunan terdekat dan lokakarya budaya.
Chu ingin warga Hongkong menghargai elemen unik kota ini selagi mereka masih ada di sini: “Kami tidak bisa benar-benar melestarikan (budayanya)…tapi setidaknya kami bisa mencatatnya.”
Temukan kata-kata dalam teka-teki di bawah ini untuk menguji pemahaman Anda tentang kosakata dalam cerita ini.