Kementerian luar negeri Kuba mengatakan pihaknya telah memanggil diplomat tinggi Amerika di pulau itu untuk menghadiri pertemuan menyusul protes pada hari Minggu, dan menuduh kedutaan besar Amerika di Havana berusaha memicu pemberontakan anti-pemerintah yang lebih luas dan mencampuri urusan dalam negeri Kuba.
Unjuk rasa memprotes pemadaman listrik selama berjam-jam dan kekurangan pangan terjadi di setidaknya lima lokasi di seluruh pulau pada hari Minggu, termasuk kota terbesar kedua di Kuba, Santiago, kata media pemerintah.
Komentar tersebut mendorong Kementerian Luar Negeri Kuba untuk memanggil Kuasa Usaha Benjamin Ziff untuk menghadiri pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Carlos Fernandez de Cossio, “yang secara resmi menyampaikan penolakan tegas terhadap perilaku intervensi pemerintah dan pesan-pesan fitnah”, kata sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Kuba.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan “tidak masuk akal” untuk menyatakan bahwa Washington berada di balik protes tersebut.
AS menuduh mantan duta besarnya melakukan kegiatan mata-mata untuk Kuba selama beberapa dekade
AS menuduh mantan duta besarnya melakukan kegiatan mata-mata untuk Kuba selama beberapa dekade
Kementerian luar negeri Kuba pada hari Senin mengulangi tuduhan lama pemerintah komunis bahwa embargo AS pada era Perang Dingin dan sanksi lainnya bertujuan untuk memiskinkan rakyat Kuba dan mengacaukan stabilitas negara.
Protes pada hari Minggu, yang digambarkan sebagai aksi yang “terhormat” oleh para pejabat Kuba, menandai satu malam protes terbesar yang terkonfirmasi sejak Oktober 2022, ketika aliran listrik di seluruh pulau itu padam selama hampir seminggu setelah Badai Ian.
Protes jarang terjadi di Kuba, negara dimana pihak berwenang tidak memandang perbedaan pendapat.
Siaran berita Kuba yang dikelola pemerintah pada Senin pagi menunjukkan unggahan dari media sosial – termasuk beberapa dari anggota Kongres AS – tentang demonstrasi tersebut, dan menuduh para agitator yang bermarkas di AS berusaha mengacaukan situasi atau memicu kemarahan dengan menyarankan penindasan pemerintah atau protes yang lebih luas dibandingkan sebenarnya itulah yang terjadi.
Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel juga menyalahkan Washington.
“Politisi biasa-biasa saja dan jaringan teroris berbaris dari Florida Selatan untuk memanaskan jalan-jalan #Kuba dengan pesan-pesan intervensionis dan seruan untuk membuat kekacauan. Mereka dibiarkan kekurangan,” kata Diaz-Canel di X.