Nisan tersebut berisi nasehat-nasehat kehidupan yang bermanfaat, seperti, “Mereka yang telah meminjam uang untuk menjadi sejahtera tidak boleh sombong, dan hendaknya mengubah penampilan dan sopan santun ketika bertemu dengan orang-orang dari segala usia.”
Para arkeolog mengira Wang berusia pertengahan 50-an ketika dia meninggal.
Saat para ilmuwan memasuki makam tersebut, mereka menemukan dua peti mati kayu yang sangat terawat baik.
Peti mati yang lebih besar, dicat cokelat dan dihiasi pola berlian, menampilkan karakter bertuliskan, “Dipercayakan oleh Dinasti Ming untuk melayani istana sebagai pejabat istana,” kemungkinan besar mengacu pada Wang.
Peti mati yang lebih kecil menampilkan motif yang dihiasi lukisan bunga, rumput, dan burung merak yang mempertahankan warna dan detail yang memukau. Isinya prasasti kecil serta pola yang mirip dengan apa yang biasanya digunakan dalam tekstil.
Ruang utama dengan peti mati menampilkan dua relung berisi tembikar utuh yang bisa menampung biji-bijian dan minyak.
Di ruangan terpisah di belakang makam, para arkeolog menemukan perabotan kayu yang dimaksudkan untuk dikuburkan bersama almarhum. Di dalamnya juga terdapat berbagai piring dan toples, memberikan kesan bahwa orang-orang telah makan bersama di dalam ruangan sebelum meninggalkan makam.
Ruangan itu juga berisi kaki dian, pembakar dupa, periuk timah, cangkir, piring, patung kayu yang dicat, dan barang kurban lainnya. Salah satu kursinya masih memiliki desain indah bercat emas di tiang belakangnya.
“Makam itu dibangun dengan baik, kaya akan benda-benda penguburan, dan peralatan penguburan kayu serta perlengkapan kurban yang terawat baik. Hal ini jarang terjadi di Xinzhou dan bahkan seluruh provinsi. Ini memberikan informasi fisik yang berharga untuk mempelajari bentuk makam Dinasti Ming setempat, kehidupan sosial, dan adat istiadat penguburan,” tulis para ilmuwan dalam pengumuman tentang penemuan mereka.
Kasim telah memainkan peran penting dalam sejarah kekaisaran Tiongkok, pertama kali muncul pada masa pemerintahan Han Huan Di (memerintah 146-167) dari dinasti Han (202 SM-9 M, 25-220).
Menurut penelitian mendalam yang dilakukan oleh Post pada tahun 2018, kasim kekaisaran biasanya menduduki posisi pemerintahan dan kadang-kadang memiliki kendali besar atas nasib suatu kerajaan.
Dalam sebagian besar sejarah Tiongkok, satu-satunya laki-laki yang diizinkan mengakses keluarga kekaisaran setiap hari harus dikebiri, sehingga memberi mereka pengaruh besar terhadap kaisar yang sering terisolasi.
Menjadi seorang kasim memerlukan pengebirian, yang sering kali mengakibatkan suara tinggi, tidak dapat menahan nafsu makan, dan kelemahan. Namun selain cobaan fisik tersebut, menjadi seorang kasim tidaklah terlalu sulit, dan terdapat 70.000 orang di antara mereka yang tinggal di Kota Terlarang ketika Dinasti Ming bertransisi ke Qing.
Para kasim sering kali dipaksa menjalani masa depan mereka oleh anggota keluarga yang mencari pembayaran finansial atas pengorbanan tersebut. Namun mereka juga mengajukan diri untuk posisi tersebut, memandangnya sebagai alternatif yang lebih baik daripada kesulitan hidup yang mereka hadapi.
Seringkali, para kasim memperdagangkan organ seksual mereka untuk mendapatkan akses kepada kaisar dan berharap hal itu dapat membawa mereka pada kehidupan yang lebih sejahtera dan berpengaruh.
Selama Dinasti Han, Kaisar Guangwu mengizinkan penjahat yang menerima hukuman mati untuk meringankan hukuman jika mereka menjabat sebagai kasim, sebuah kebijakan yang bertahan selama berabad-abad.
Sistem kasim akhirnya ditinggalkan pada tahun 1924 ketika Puyi, kaisar Tiongkok terakhir, diusir dari Kota Terlarang. Kasim terakhir, Sun Yaoting, meninggal pada tahun 1996.
Penggalian makam tersebut merupakan bagian dari proyek pembangunan jalan raya di Shanxi tahun lalu. Para arkeolog menemukan 66 makam dari kebudayaan Longshan (3000-1900 SM) hingga Dinasti Qing (1644-1911).
Mereka menemukan dua makam dari budaya Longshan, serta dua makam dari Negara-Negara Berperang (475-221 SM). Dari 66 makam lainnya, berasal dari dinasti Han, Tang (618-907), Jin (266-420), Yuan (1271-1368), Ming dan Qing.