Undang-undang kewarganegaraan India dikecam sebagai anti-Muslim dan taktik pemilu Modi
Undang-undang kewarganegaraan India dikecam sebagai anti-Muslim dan taktik pemilu Modi
Oposisi yang kuat sangat diperlukan demi kelangsungan demokrasi, karena berfungsi sebagai pengawas kekuasaan dan memperjuangkan nilai-nilai demokrasi seperti akuntabilitas dan transparansi. Menyadari pentingnya hal ini, 26 partai oposisi – termasuk Kongres – telah membentuk front persatuan yang dikenal sebagai Aliansi Inklusif Pembangunan Nasional India. Namun, kurangnya pemimpin karismatik yang mampu menghadapi Modi dan BJP merupakan hambatan yang signifikan.
Selain itu, oposisi yang kuat berperan sebagai benteng melawan kecenderungan otoriter dan konsentrasi kekuasaan. Dalam sistem demokrasi di mana checks and balances diabadikan dalam kerangka konstitusional, pihak oposisi memainkan peran penting dalam menegakkan pemisahan kekuasaan dan menggagalkan jangkauan eksekutif yang berlebihan.
Ketahanan demokrasi India bergantung pada kehadiran oposisi kuat yang mampu meminta pertanggungjawaban pemerintah dan memperkuat suara yang beragam. Menumbuhkan lingkungan yang kondusif bagi politik oposisi sangat penting untuk menjaga prinsip-prinsip demokrasi dan mencegah terkikisnya norma-norma demokrasi di India.
Sayangnya, fokus oposisi yang menargetkan Modi, dibandingkan menghadirkan agenda ekonomi alternatif yang koheren, telah menghambat kemampuan mereka untuk menawarkan alternatif yang layak.
KS Venkatachalam adalah seorang penulis independen yang tinggal di Bengaluru, India