Afrika hanya menghasilkan sebagian kecil emisi gas rumah kaca dunia, namun merupakan salah satu benua yang paling terkena dampaknya dan paling menderita akibat perubahan iklim. Meskipun Afrika mempunyai populasi sekitar 17 persen populasi dunia, namun negara ini hanya menyumbang 4 persen emisi karbon global. Secara lebih jelasnya, keuntungan negara-negara kaya adalah kerugian bagi negara-negara miskin.
Tiongkok mendapat pujian dari para pejabat Afrika selama KTT UNEA-6 atas perannya dalam transisi Afrika menuju mobilitas ramah lingkungan. Seperti yang dikatakan oleh utusan khusus iklim Kenya, Ali Mohamed: “Kami mencari kemitraan untuk membantu mencapai aspirasi e-mobilitas kami, dan Tiongkok telah bergabung sebagai mitra penting.”
Mendukung perjuangan iklim di Afrika dan membangun ekonomi cerdas iklim juga dapat membantu masyarakat Afrika menghindari konflik dan memerangi kelaparan. Negara-negara kaya mempunyai kewajiban moral di dunia yang semakin multipolar untuk membantu masyarakat Afrika menangani penyakit-penyakit sensitif iklim karena krisis kesehatan di Afrika juga harus dipandang sebagai bencana iklim.
Untuk memprioritaskan keadilan iklim dan mendukung gerakan Afrika menuju mobilitas ramah lingkungan, negara-negara kaya harus berinvestasi di benua yang terabaikan ini melalui program pendanaan untuk meningkatkan langkah-langkah tata kelola iklim. Demi kepentingan terbaik dunia, Afrika harus bangkit dari mimpi buruk iklim ini.
Mohamed El-Bendary adalah seorang penulis lepas yang tinggal di Mesir dan penulis The “Ugly American” in the Arab Mind: Why Do Arabs Resent America?