Tampaknya kenaikan bea masuk tembakau yang sangat dinanti-nantikan hanya memicu perdebatan biasa mengenai efektivitasnya dalam mengurangi tingkat merokok di Hong Kong yang sudah relatif rendah.
Namun hal yang melatarbelakanginya adalah peningkatan penyelundupan rokok lintas negara dan penjualan pasar gelap menjelang pengumuman kenaikan anggaran oleh Menteri Keuangan pada bulan lalu.
Departemen Bea dan Cukai, patut dipuji, tidak tinggal diam selama situasi tenang sebelum badai terjadi. Dalam tindakan keras dua tahap yang diberi kode “Tempest”, petugas menahan 538 orang dan menyita produk tembakau ilegal senilai HK$62 juta dalam 10 hari menjelang kenaikan bea masuk sebesar 80 sen per batang yang segera berlaku pada 28 Februari.
Operasi berlanjut setelahnya, dengan tangkapan lain senilai lebih dari HK$208 juta dan penangkapan 776 orang lainnya, yang sebagian besar ditemukan memiliki produk tembakau melebihi tunjangan bebas bea di titik masuk.
Puluhan pembeli dan penjual yang terlibat dalam penjualan produk tembakau selundupan di berbagai distrik juga turut diadili.
Bea Cukai Hong Kong menyita rokok pasar gelap senilai HK$208 juta dalam 15 hari
Bea Cukai Hong Kong menyita rokok pasar gelap senilai HK$208 juta dalam 15 hari
Industri tembakau mengklaim bahwa kenaikan pajak hanya akan membuat penyelundupan semakin merajalela. Kebijakan terbaru ini mungkin sekali lagi menjadi argumen tandingan terhadap peningkatan jumlah perokok, yang telah diakui secara internasional sebagai cara paling efektif untuk mengurangi jumlah perokok.
Namun hal ini juga menunjukkan bahwa tidak hanya terdapat pasar gelap yang berkembang pesat dan rantai industri yang aktif, namun juga permintaan yang kuat terhadap rokok. Oleh karena itu, pemerintah harus melangkah lebih jauh.
Menurut pihak berwenang, hotline terpadu untuk berhenti merokok telah menerima peningkatan panggilan telepon sebanyak tiga kali lipat setelah adanya kenaikan pajak.
Jumlah orang yang mendapatkan layanan berhenti merokok gratis juga meningkat menyusul kenaikan bea masuk serupa tahun lalu. Meskipun efektivitas dalam mengurangi kebiasaan merokok tidak diragukan lagi, tingkat penyesuaian tersebut masih jauh dari 75 persen harga eceran rokok seperti yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia.
Pihak berwenang harus tetap waspada dan bekerja lebih keras melawan rokok ilegal. Hal ini akan melengkapi upaya untuk mengubah Hong Kong menjadi kota bebas rokok.