Raja Malaysia pada hari Selasa mengutuk jaringan toko serba ada dan menyerukan penyelidikan setelah beberapa pasang kaus kaki bertuliskan “Allah”, yang artinya Tuhan dalam bahasa Arab, ditemukan dijual di salah satu tokonya.
Raja menjabat sebagai pemimpin resmi Islam di negara Asia Tenggara yang mayoritas penduduknya Muslim.
Teguran langka dari kerajaan ini mengingatkan warga Malaysia untuk memastikan keharmonisan sosial dengan tidak membahas isu-isu sensitif tentang agama, ras, dan keluarga kerajaan.
Sebagian umat Islam menganggap pakaian kontroversial tersebut sebagai penghinaan, terutama karena penjualan kaus kaki tersebut dilakukan saat bulan puasa Ramadhan.
Ras dan agama adalah masalah pelik di negara yang menjadi saksi kerusuhan rasial yang mematikan pada tahun 1961.
KK Super Mart telah meminta maaf atas kaus kaki tersebut.
“Kami memandang masalah ini dengan serius. Tindakan segera telah diambil untuk menghentikan penjualan stoking tersebut,” katanya dalam sebuah pernyataan Rabu lalu.
Pemasoknya, Xin Jian Chang, juga telah mengeluarkan permintaan maaf, dengan mengatakan “kaus kaki bermasalah tersebut adalah bagian dari pengiriman yang lebih besar yaitu 18.800 pasang yang dipesan” dari sebuah perusahaan yang berbasis di Tiongkok.
“Bertentangan dengan laporan sebelumnya, telah dikonfirmasi bahwa hanya ada lima pasang kaus kaki yang bertuliskan kata sensitif tersebut,” katanya.
Sultan Ibrahim mengatakan kesalahan terkait masalah agama dan ras tidak bisa dibiarkan.
“Entah disengaja atau tidak, baik itu diimpor atau diekspor di pabrik lokal, saya ingin pihak penegak hukum menyelidiki dan mengambil tindakan tegas,” kata raja.