Pada usia 12 tahun, Melati Wijsen mempunyai satu mimpi: melarang penggunaan kantong plastik di pulau asalnya, Bali, Indonesia. Lima tahun kemudian, dia mencapainya.
Hal ini dimulai pada tahun 2013. Melihat pantai dan sawah di Bali penuh dengan plastik, Wijsen dan adik perempuannya yang saat itu berusia 10 tahun memulai petisi, pawai, pembersihan pantai, dan pembicaraan dengan para pemimpin dunia untuk berkampanye melawan polusi plastik.
“Mulai usia 10 dan 12 tahun, setiap kali kita memasuki sebuah ruangan, orang-orang akan berkata, ‘Oh, lucu sekali’,” kata aktivis iklim berusia 22 tahun keturunan Indonesia dan Belanda ini. “Kita harus berusaha ekstra, ekstra keras, dan kita mengatasi tantangan tersebut dengan memimpin dengan memberi contoh.”
Pada tahun 2018, Bali mengumumkan larangan barang plastik sekali pakai. Meskipun pandemi ini menyebabkan masyarakat kembali menggunakan plastik sekali pakai, pulau ini telah mengambil tindakan untuk kembali menyelesaikan masalah polusi plastik.
Mengunjungi Hong Kong
Pada bulan Oktober, Wijsen menghadiri festival film yang diselenggarakan oleh French International School of Hong Kong. Dia menjawab pertanyaan setelah pemutaran film dokumenter yang dia ikuti, Bigger Than Us, dan memimpin lokakarya pemberdayaan untuk 60 siswa.
Ini adalah kunjungan pertama Wijsen ke Hong Kong, dan dia kagum dengan bagaimana alam menyatu dengan kehidupan kota.
“Saya sangat terinspirasi dan bersemangat untuk menjelajahi alam di Hong Kong,” katanya.
Namun Wijsen juga memperhatikan bahwa plastik sekali pakai ada dimana-mana.
“Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan… bagaimana kita dapat mengubah pola pikir kita mengenai penggunaan barang sekali pakai ini.”
Perubahan membutuhkan waktu
Wijsen menceritakan bahwa kadang-kadang, dia merasa frustrasi dengan betapa lambatnya kemajuan dunia: “Saya telah berkampanye begitu lama tanpa melihat cukup banyak… perubahan terjadi dalam skala yang cukup besar.”
Ia menyarankan aktivis iklim muda lainnya untuk bersabar karena melakukan perubahan besar membutuhkan waktu dan tidak bisa dilakukan oleh satu orang saja.
“Bersikaplah lembut dan baiklah pada diri sendiri; selaras dengan orang lain dan ciptakan sistem pendukung di sekitar Anda,” katanya.
Gunakan teka-teki silang di bawah ini untuk menguji pengetahuan Anda tentang kosakata dalam cerita.
Contoh jawaban
-
Pertanyaan cepat: Dia harus berurusan dengan orang-orang yang tidak menganggapnya serius karena usianya.
-
Pikirkan tentang itu: Dia mencapai mimpinya dengan memulai petisi, demonstrasi, pembersihan pantai, dan pembicaraan dengan para pemimpin dunia.
-
Mempertimbangkan: Ia merasa frustasi karena terlalu lama berkampanye tanpa melihat adanya perubahan yang cukup.