Sektor properti Tiongkok telah bergulat dengan krisis likuiditas sejak pertengahan tahun 2021, dengan pengembang-pengembang besar mengalami gagal bayar atau menunda pembayaran utang menyusul tindakan keras peraturan terhadap leverage yang tinggi.
“Perlu ditegaskan juga bahwa bagi perusahaan real estate yang mengalami pailit serius dan kehilangan kemampuan operasionalnya, maka harus bangkrut dan direstrukturisasi sesuai dengan prinsip supremasi hukum dan marketisasi,” kata Ni.
“Mereka yang melakukan tindakan yang merugikan kepentingan massa akan diselidiki secara tegas dan dihukum sesuai dengan hukum, dan mereka akan dimintai hukuman yang setimpal.”
Ni mengatakan bahwa untuk mengatasi krisis pendanaan di sektor ini, kementeriannya dan Administrasi Regulasi Keuangan Nasional mengumumkan rencana pada bulan Januari untuk membentuk mekanisme agar dapat berkoordinasi lebih baik dengan lembaga keuangan guna membantu proyek real estate.
Menurut menteri, mekanisme ini sudah berjalan di lebih dari 310 kota di 31 provinsi di seluruh negeri untuk mendukung pengembang.
Pada akhir bulan Februari, lebih dari 200 miliar yuan (US$27,8 miliar) pinjaman bank telah disetujui.
Kantor berita negara Xinhua melaporkan bulan lalu bahwa pemerintah daerah dan lembaga keuangan, termasuk Bank of China, China Construction Bank, Agricultural Bank of China, Postal Savings Bank of China dan beberapa bank saham gabungan, telah secara aktif menerapkan mekanisme koordinasi tersebut.
Dalam laporan tahunan pemerintahannya pekan lalu, Perdana Menteri Li Qiang mengatakan Tiongkok juga akan mempercepat pengembangan model baru untuk sektor properti, dengan fokus pada pembangunan perumahan yang lebih terjangkau dan memenuhi berbagai permintaan akan rumah.
Namun Ni bersikeras bahwa model baru ini akan mematuhi garis resmi bahwa “perumahan adalah untuk ditinggali, bukan untuk spekulasi”.
“Tiongkok akan fokus pada perencanaan dan pembangunan perumahan yang terjangkau, dan memajukan pembangunan infrastruktur publik baik untuk penggunaan normal maupun darurat serta pembangunan kembali desa-desa di perkotaan,” katanya.