Badan pengawas anti-korupsi utama di Beijing mendesak para kader untuk “berani dan terampil dalam memerangi medan perang domestik dan internasional, dan secara mendalam memajukan upaya mengejar para buronan dan pemulihan aset serta tata kelola korupsi lintas batas negara”, menurut sebuah laporan di surat kabar resmi People’s Daily pada Rabu.
Komisi Pusat untuk Inspeksi Disiplin (CCDI) menyampaikan seruan tersebut dalam pertemuan hari Selasa dengan beberapa lembaga yang terlibat dalam perburuan korupsi lintas batas, kata laporan itu.
“(Kita) harus memperkuat integritas pembangunan Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative) dan memperkuat sikap tekanan tinggi terhadap korupsi untuk memberikan dukungan yang kuat dan jaminan yang kuat untuk memenangkan perjuangan yang sulit dan berlarut-larut melawan korupsi,” kata CCDI.
Program perdagangan dan infrastruktur Belt and Road global bernilai triliunan dolar diluncurkan pada tahun 2013 dengan janji menjadi Jalur Sutra Baru, dan merupakan proyek andalan Presiden Xi Jinping.
Lebih dari 150 negara dari Asia, Eropa, Afrika, dan Amerika Latin telah menandatangani proyek besar ini, sehingga menawarkan peluang bagi Beijing untuk mendorong integrasi ekonomi.
Namun, ketika negara ini memasuki dekade kedua, integritas dan transparansinya sering dipertanyakan dalam wacana internasional. Proyek ini dipandang oleh Washington dan sekutunya sebagai senjata geopolitik yang meningkatkan pengaruh Tiongkok di negara-negara yang menerima pinjaman.
Dan pendekatan investasinya yang berskala besar, dipimpin pemerintah, dan bersifat top-down menjadikannya rentan terhadap kepentingan elit negara-negara peserta dan kleptokrasi lokal.
Menanggapi meningkatnya kekhawatiran mengenai skema Belt and Road, Beijing telah berulang kali berjanji untuk menjaga skema tersebut bebas dari penyuapan dan korupsi.
Operasi multi-lembaga Beijing, yang telah memasuki tahun ke-10, melibatkan beberapa kementerian, termasuk Kementerian Keamanan Publik, memburu pejabat yang pergi ke luar negeri.
Di bawah “Operasi Skynet”, polisi nasional Tiongkok akan bekerja sama dengan Bank Rakyat Tiongkok untuk menindak bank bawah tanah dan perusahaan luar negeri yang digunakan untuk mentransfer aset keuangan terlarang.
Departemen Organisasi Pusat, yang bertanggung jawab atas aparatur partai, dan Kejaksaan Agung juga akan berperan dalam menargetkan tersangka yang melarikan diri.
Pada tahun 2021, Xiao Pei, wakil sekretaris CCDI, mengatakan 9.165 buronan telah kembali ke Tiongkok dan lebih dari 21,7 miliar yuan (US$3 miliar) uang curian telah diperoleh kembali sejak kampanye tersebut diluncurkan pada bulan Juni 2014.