Dalam video lainnya, terlihat wartawan dikepung sekelompok polisi berseragam yang menyuruh mereka meninggalkan lokasi kejadian. Seorang reporter dari China Media Group, di mana CCTV merupakan salah satu divisinya, terdengar mengatakan “kami, tiga reporter, didorong oleh selusin orang”.
Pada hari Kamis, pihak berwenang setempat mengeluarkan pernyataan yang mengatakan mereka “sangat menyesal” dan meminta maaf kepada para jurnalis.
Pernyataan itu mengatakan kantor tanggap darurat memerintahkan evakuasi cepat di lokasi kejadian untuk mencegah kecelakaan susulan, dan staf lokal mengikuti perintah tersebut. Staf tersebut meminta semua orang kecuali penyelamat profesional untuk pergi dan “dengan paksa membujuk” para jurnalis, yang bersikeras untuk tetap tinggal, katanya.
Pernyataan tersebut mengakui bahwa staf di lokasi kejadian memiliki “keterampilan komunikasi yang buruk” dan mengambil tindakan “kasar dan sederhana” yang “memicu kesalahpahaman di kalangan jurnalis” dan menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat. Staf yang terlibat telah ditegur, dan para jurnalis telah dimintai maaf, katanya.
Pihak berwenang tidak boleh “secara sederhana dan brutal menghalangi jurnalis dalam menjalankan tugasnya demi mengendalikan opini publik”, kata asosiasi tersebut.
“Ini adalah kurangnya penghormatan terhadap hak publik atas informasi, dan pembatasan yang tidak berdasar terhadap hak media untuk melaporkan dan memantau,” tulisnya.
Banyak pengguna media sosial menyatakan bahwa media pemerintah biasanya diberikan lebih banyak akses untuk pemberitaan di lapangan dibandingkan media lain, dan bahwa semua jurnalis harus menerima akses yang sama dan perlakuan yang adil. Mereka menyoroti kasus-kasus jurnalis yang dipukuli atau dipanggil oleh pihak berwenang sebelumnya.
Jurnalis juga menghadapi kontrol ketat terhadap kualifikasi media. Pihak berwenang menjalankan sistem perizinan pers dan jurnalis harus memiliki kartu pers yang disahkan oleh lembaga pemerintah yang bertanggung jawab atas regulasi media.
Rancangan amandemen tersebut juga mengharuskan pemerintah untuk mengklarifikasi informasi apa pun yang diketahuinya “yang dapat mempengaruhi stabilitas masyarakat”.
Pada Rabu pagi, ledakan terjadi di daerah Sanhe di Langfang di provinsi Hebei utara, yang bertetangga dengan Beijing. Hingga Kamis, tujuh orang tewas dan 27 lainnya luka-luka, menurut pernyataan pemerintah.
Empat belas orang yang terluka telah dipulangkan dari rumah sakit dan yang lainnya tidak berada dalam kondisi kritis, kata pernyataan itu. Penyebab kecelakaan masih dalam penyelidikan.